Powered By Blogger

Rabu, 11 Mei 2016

A True Leader

Salah satu unsur esensial dalam diri seorang pemimpin “yang benar-benar memimpin” adalah melayani atau mengabdi. Memimpin itu berarti melayani, memimpin itu berarti mengabdi. Tanpa unsur pelayanan ini, unsur kepemimpinan yang lain itu paling banter hanya memungkinkan seorang menjadi seorang pemimpin yang terampil (a skilled leader), seorang pemimpin yang mampu (a capable leader), tapi belum bisa memberinya kualifikasi sebagai seorang pemimpin yang sejati (a true leader).

Pemimpin sejati mesti punya sikap mental seorang pelayan. Mesti punya motivasi seorang abdi. Mesti bersikap dan bertindak bak seorang hamba. Ia adalah seorang pemimpin yang menghamba sekaligus hamba yang memipin.
Sayang sekali, terminologi yang merupakan kata kunci yang begitu sentral, cenderung menjadi sebuah kata murahan dalam praktik. Harus diakui bahwa melayani di mata banyak orang bukan pekerjaan bergengsi. Oleh karena itu, melakukannya membutuhkan kerendahan hati dan komitmen. Perlu dicatat, bahwa untuk melayani, maka prasyarat yang paling utama adalah seorang pemimpin yang murni dan tulus hatinya (a man of the heart), punya integritas moral yang tinggi (a man with integrity). Tepat sekali ungkapan yang mengatakan bahwa masalah yang paling inti dalam kepemimpinan adalah masalah hati. The heart of the problem is the problem of the heart.
Kata orang “kita punya cukup banyak pemimpin dengan kemampuan tinggi, tapi yang berhati murni? Sangat jarang!
------------------
سيد القوم خادمهم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar